Saturday, April 1, 2017

Mendapatkan Rupiah dari Getah Pepaya

Info terbaru - Tanaman pepaya (Carica papaya) termasuk tumbuhan multimanfaat karena hampir semua hampir semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan. Daunnya biasa dimasak sebagai sayur atau lalapan juga diramu menjadi obat, biji buahnya dimanfaatkan sebagai obat cacing, buahnya yang muda dapat dibuat sayur atau rujak, sedangkan yang tua dan matang dibuat manisan, dodol atau dimakan dalam keadaan segar. Selain itu, ada satu manfaat lain yang selama ini masih belum banyak dimanfaatkan yaitu getahnya. Potensi pasar getah pepaya (papain) yang sangat terbuka dengan harga yang cukup menarik membuat produk bisa bisa menjadi sumber rupiah yang menjanjikan.

Di dunia industri papain banyak digunakan bahan pembuat pasta gigi, perenyah pada pembuatan kue kering seperti cracker, dan bahan penggumpal susu pada pembuatan keju. Selain itu juga sebagai bahan pelarut gelatin dan pencuci lensa. Papain juga banyak dipergunakan sebagai bahan pengempuk daging. Di antara batang, daun, dan buah,  getah yang berasal dari buah pepaya yang paling berkualitas. Papain dari batang dan daun hanya memiliki aktivitas proteolitik sekitar 200 MCU/ gram (g) sementara dari buahnya jauh lebih banyak, sekitar 400 MCU/g. Sedangkan produksi papain dari buah bisa mencapai sekitar 440 kg/tahun/ hektar.

Untuk menyadap papain dari buah pepaya sebenarnya cukup mudah. Carilah buah yang masih muda yang berumur sekitar 2,5-3 bulan. Waktu menyadap terbaik adalah pada pagi hari, yaitu sebelum matahari terbit sekitar pukul 05.30-08.00, atau pada sore hari sebelum matahari terbenam, yaitu sekitar pukul 17.30-18.30.  Torehkan alat sadap pada kulit buah mulai dari pangkal menuju ujung buah sedalam 1-2 mm dengan jarak antar torehan 1-2 cm atau batasi hingga 5 torehan per buah. Kemudian pasang wadah dari plastik di bagian bawah  buah sebagai tempat untuk menampung getah, sebaiknya wadah sudah terpasang sebelum buah ditorehan. Lakukan penyadapan setiap 4 hari sekali. Dan untuk alasan ekonomis, setiap buah sebaiknya hanya disadap tidak lebih 7 kali sebelum buah dibiarkan matang untuk dikosumsi.

Sedangkan cara mengolah getah pepaya menjadi enzim papain adalah sebagai berikut: Larutkan sulfit kedalam air dengan kosentrasi 0,7%. Ukur banyaknya getah dengan menggunakan literan air untuk menentukan banyaknya larutan sulfit yang diperlukan, Campurkan larutan sulfit ke dalam getah dengan perbandingan 4:1, yaitu 4 larutan sulfit dan 1 getah pepaya. Kemudian aduk campuran sulfit dan getah hingga terbentuk emulsi yang solid. Lalu  tuangkan emulsi getah kedalam nampan dengan ketebalan 1 cm, lalu keringkan di bawah sinar matahari atau di dalam lemari pengering. Untuk pengeringan di bawah terik matahari biasanya diperlukan waktu sekitar 8 jam agar emulsi menjadi padat dan kering. Sedangkan jika dikeringkan di dalam lemari pengering dengan suhu 55oC hanya di perlukan waktu sekitar 6 jam saja. Setelah emulsi getah kering akan terbentuk serpihan-serpihan tipis berwarna abu-abu kecoklatan. Tumbuk serpihan tersebut dengan alat giling hingga menjadi tepung lalu kemas dalam plastik, tutup rapat untuk disimpan.

Selain itu, getah papaya juga bisa diolah menjadi tepung papain. Caranya,  getah pepaya yang sudah dipanen dijemur atau dikeringkan pada suhu 60º-70ºC selama 12 jam. Selama penjemuran atau pengeringan, kebersihan getah dan lingkungan harus betul-betul dijaga. Setelah kering, kemudian ditumbuk dan disaring hingga didapat tepung halus, sehalus tepung beras atau tepung terigu. Untuk menghasilkan tepung getah dengan kualitas yang baik dapat digunakan teknologi spray dryer atau freeze drying.  Penyimpanan papain standar internasional berupa kemasan primer dalam plastik vakum dan kaleng sebagai kemasan sekunder. Pengamanan berlapis itu mencegah reaksi oksidasi yang menurunkan nilai aktivitas proteolitik.(Sumber : tabloidsahabatpetani.com)

Post a Comment

Start typing and press Enter to search