Info terbaru - Program Upaya Khusus padi, jagung dan kedelai (Upsus pajale) sejak tahun 2015 lalu menjadi momen bangkitnya pertanian di Kabupaten Tebo. Dengan melibatkan Babinsa turun ke sawah mendampingi petani memberikan dampak yang sangat positif.
Terlihat dari meningkatnya luas tanam, produksi dan produktivitas pertanian dalam dua tahun terakhir. Bahkan menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tebo, Sarjono, perluasan sawah baru terus berlanjut tiap tahun, karena masih tersedia lahan sekitar 5 ribu ha tersebar di sembilan kecamatan.
Info terbaru - Karena itu dia berharap, semangat petani harus terus dihidupkan. Untuk itu aparat pertanian pun harus lebih semangat lagi. “Jika petani semangat satu kali, maka kita aparat pertanian harus semangat dua kali. Petani mitra kerja kita, dan kinerja kita tergantung dari petani yang bertindak di lapangan,” katanya.
Sarjono mengungkapkan, dalam program Upsus petani mendapatkan bantuan alsintan, terutama handstraktor dan mesin panen combain harvester. Dengan bantuan itu membantu petani untuk percepatan pengolahan lahan dan panen, sehingga bisa mengejar pertanaman hingga 2-3 kali setahun. “Saat ini hampir 80% petani Tebo sudah menerapkan tanam jajar legowo yang terbukti dapat meningkatkan produksi 15-20%,” katanya.
Apalagi di daerah irigasi seperti Desa Semabu, Pagar Puding, Cermin Alam dan Paseban. Bahkan pada lahan tadah hujan yang biasanya hanya tanam satu kali setahun sudah berhasil menanam dua kali setahun. Contohnya, di Desa Bungo Tanjung, Sungai Abang, Pulau Jelmu, Kandang dan beberapa desa lainnya.
Namun Sarjono mengakui, kendala tetap ada. Terutama, faktor alam yang mengakibatkan kekeringan pada tahun 2015 lalu dan kebanjiran pada awal dan akhir tahun 2016. “Banjir dan kekeringan mengakibatkan ratusan hektar sawah gagal tanam dan puso,” katanya.
Meski sempat mengalami musibah, Sarjono bangga karena petani tetap semangat berusaha tani padi. “Dihati mereka sudah tertanam pepatah Ado Padi Segalo Menjadi. Apalagi dukungan pemerintah terus berlanjut untuk mewujudkan kedaulatan pangan,” tuturnya (Sumber : tabloidsinartani.com)
Terlihat dari meningkatnya luas tanam, produksi dan produktivitas pertanian dalam dua tahun terakhir. Bahkan menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tebo, Sarjono, perluasan sawah baru terus berlanjut tiap tahun, karena masih tersedia lahan sekitar 5 ribu ha tersebar di sembilan kecamatan.
Info terbaru - Karena itu dia berharap, semangat petani harus terus dihidupkan. Untuk itu aparat pertanian pun harus lebih semangat lagi. “Jika petani semangat satu kali, maka kita aparat pertanian harus semangat dua kali. Petani mitra kerja kita, dan kinerja kita tergantung dari petani yang bertindak di lapangan,” katanya.
Sarjono mengungkapkan, dalam program Upsus petani mendapatkan bantuan alsintan, terutama handstraktor dan mesin panen combain harvester. Dengan bantuan itu membantu petani untuk percepatan pengolahan lahan dan panen, sehingga bisa mengejar pertanaman hingga 2-3 kali setahun. “Saat ini hampir 80% petani Tebo sudah menerapkan tanam jajar legowo yang terbukti dapat meningkatkan produksi 15-20%,” katanya.
Apalagi di daerah irigasi seperti Desa Semabu, Pagar Puding, Cermin Alam dan Paseban. Bahkan pada lahan tadah hujan yang biasanya hanya tanam satu kali setahun sudah berhasil menanam dua kali setahun. Contohnya, di Desa Bungo Tanjung, Sungai Abang, Pulau Jelmu, Kandang dan beberapa desa lainnya.
Namun Sarjono mengakui, kendala tetap ada. Terutama, faktor alam yang mengakibatkan kekeringan pada tahun 2015 lalu dan kebanjiran pada awal dan akhir tahun 2016. “Banjir dan kekeringan mengakibatkan ratusan hektar sawah gagal tanam dan puso,” katanya.
Meski sempat mengalami musibah, Sarjono bangga karena petani tetap semangat berusaha tani padi. “Dihati mereka sudah tertanam pepatah Ado Padi Segalo Menjadi. Apalagi dukungan pemerintah terus berlanjut untuk mewujudkan kedaulatan pangan,” tuturnya (Sumber : tabloidsinartani.com)
Post a Comment