Monday, March 13, 2017

Mempercepat Pengembangan Varietas Unggul Padi Baru Antar Musim Antar Wilayah

purjianto.top
Info terbaru - Untuk percepatan dan peningkatan adopsi varietas Unggul Padi Baru, bisa ditempuh melalui pembinaan atau pendampingan penangkaran perbenihan di kelompok tani secara massal melalui penyuluhan.

Salah satu komponen penting dalam peningkatan produktivitas padi adalah adanya varietas unggul yang diadopsi oleh petani yang berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit serta toleran terhadap masalah abiotik.

Barbagai varietas unggul telah dihasilkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Litbang pertanian yang secara terus menerus telah merakit varietas unggul padi dan palawija yang berdaya hasil tinggi dan tahan terhadap hama dan penyakit, tahan rebah, toleran terhadap kondisi lingkungan tertentu.

Sebagai contoh pada periode 2010-2016, Varietas unggul yang sudah dilepas, untuk padi sekitar 67 Macam varietas, yang bagi varietas unggul padi sawah irigasi (Inpari) sebanyak 37 macam, Varietas padi hibrida sebanyak 12 macam, Varietas unggul inbrida padi gogo (Inpago) sebanyak 10 macam dan varietas unggul inbrida padi rawa (Inpara) sebanyak 7 macam.

Berdasarkan hasil penelitian Made J Mejaya dan L. Hakim, hingga tahun 2015, tingkat adopsi varietas lnpari tergolong rendah. Data sebaran varietas padi dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menunjukkan bahwa hingga tahun 2015, peringkat lima besar adopsi varietas padi berupa sebaran luas tanam didominasi oleh varietas Ciherang (dilepas tahun 2000) 30,31%, lR 64 (1989) 11,94%, Mekongga (2004) 10,69%, Situbagendit (2004) 6,58%, dan Cigeulis (2003) 4,36%. Sisanya yaitu gabungan varietas unggul lain (termasuk lnpari) sebesar 26,56% dan varietas lokal sebesar 9,56%.

Hasil uji adaptasi yang dilakukan oleh BPTP melalui diseminasi (display/demfarm) tahun 2013-2015 menunjukkan beberapa varietas lnpari produktivitasnya lebih tinggi dibandingkan varietas yang biasa ditanam petani (Ciherang, dll) dengan peningkatan produktivitas rata-rata 0,99 ton/ha (16,99%). Oleh karena itu perlu upaya percepatan dan peningkatan adopsi varietas lnpari dan hibrida Hipa dengan menempuh strategi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. (Sumber : tabloidsinartani.com)

Post a Comment

Start typing and press Enter to search